sumber berita Syukuran Tim HWC Indonesia yang Penuh Rasa Bahagia dan Bangga : http://detik.feedsportal.com/c/33613/f/656101/s/4a128012/sc/13/l/0Lsport0Bdetik0N0Csepakbola0Cread0C20A150C0A90C230C0A0A150A10C30A261230C760Csyukuran0Etim0Ehwc0Eindonesia0Eyang0Epenuh0Erasa0Ebahagia0Edan0Ebangga/story01.htm
Bandung - Tim Indonesia telah kembali ke tanah air selepas mengikuti Homeless World Cup (HWC) 2015 di Belanda pada 12-19 September lalu. Indonesia meraih trofi Amsterdam Cup di ajang tersebut.
Rasa bahagia terpancar dari setiap anggota tim dalam acara syukuran tim Indonesia HWC 2015 di markas Rumah Cemara, Jalan Gegerkalong Girang, Kota Bandung, Selasa (22/9/2015). Delapan pemain beserta para staf manajemen mengungkapkan rasa bangganya telah berjuang bagi 'Merah Putih'. Meski begitu, mereka tidak mau berpuas diri dan fokus mengevaluasi kinerja mereka.
"Harus ada evaluasi dari tahun ini. Tim sekarang punya keterbatasan dalam persiapan. Rumah Cemara juga biasanya terkendala pendanaan. Rumah Cemara masih mandiri soal pendanaan," tutur Manajer Tim, Rijki Kurniawan.
Meski meraih Amsterdam Cup, sebetulnya pencapaian Indonesia tahun ini mengalami penurunan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Secara keseluruhan, mereka finis di peringkat ke-17. Padahal, dalam empat kali keikutsertaan di HWC sebelumnya, Indonesia selalu mampu menembus 10 besar.
Kendala dalam seleksi pemain dan persiapan yang mepet sempat dirasakan tim Indonesia sebelum bertanding di HWC 2015. Bahkan, beberapa jam sebelum berangkat ke Amsterdam, mereka masih direpotkan soal urusan uang saku yang belum mereka kantongi dan pinjaman dari pihak ketiga sebesar Rp 50 juta untuk seleksi pemain belum mereka lunasi. Untung saja, kekompakan dan rasa kekeluargaan di dalam tim mampu membuat mereka solid. Hal yang membuat kagum pelatih Gim-gim Sofyan, yang merasa pemain-pemainnya adalah para juara.
Indonesia sebenarnya tampil ganas di fase grup pertama. Mereka mengangkangi para pesaing di Grup D, seperti Italia, Kanada, Republik Ceko, dan Slovenia. Mereka hanya kalah tipis dari Kosta Rika 5-6.
Kegemilangan ini yang membawa tim Indonesia melaju ke fase grup kedua. Sayangnya, Jaka Arisandy dan kawan-kawan banyak menelan kekalahan di fase ini. Mereka kalah dari Afrika Selatan, Brasil, Republik Irlandia, dan Bulgaria. Indonesia hanya menang atas Norwegia lewat adu penalti. Indonesia finis di peringkat kelima di Grup A fase grup kedua.
Hasil inilah yang membuat tim Indonesia masuk ke ajang Amsterdam Cup yang diikuti tujuh tim lainnya yang finis di peringkat kelima dan keenam setiap grup pada fase grup kedua. Indonesia sukses memukul Irlandia Utara dan Argentina, sebelum bersua kembali dengan Norwegia di babak final Amsterdam Cup. Mereka sukses mengungguli negara Skandinavia itu dengan skor 6-5. Trofi Amsterdam Cup sukses diboyong ke Tanah Air.
Ke depannya, evaluasi fokus mereka lakukan. Tidak hanya bagi Rumah Cemara, melainkan juga para pihak yang terlibat dengan tim di HWC, seperti Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), serta Asosiasi Street Soccer Indonesia (ASSI).
"Nanti kami melibatkan Indra Sjafri, Bepe (Bambang Pamungkas), Gendut Dony, Rochy Putiray, dan Ricky Yacobi yang sedang memfokuskan diri untuk membantu mengembangkan street soccer di Indonesia," ujar Sekretaris Jenderal ASSI, Kamal Hasan.
Selepas acara syukuran, para pemain kembali ke daerah masing-masing. Mereka berdoa dan bersyukur atas pencapaian yang mereka raih. Tanggal 9 Oktober mereka berkumpul kembali, karena mendapat bonus liburan selama tiga hari menikmati keindahan Pulau Bali.
Nuhun for visit Syukuran Tim HWC Indonesia yang Penuh Rasa Bahagia dan Bangga
Rasa bahagia terpancar dari setiap anggota tim dalam acara syukuran tim Indonesia HWC 2015 di markas Rumah Cemara, Jalan Gegerkalong Girang, Kota Bandung, Selasa (22/9/2015). Delapan pemain beserta para staf manajemen mengungkapkan rasa bangganya telah berjuang bagi 'Merah Putih'. Meski begitu, mereka tidak mau berpuas diri dan fokus mengevaluasi kinerja mereka.
"Harus ada evaluasi dari tahun ini. Tim sekarang punya keterbatasan dalam persiapan. Rumah Cemara juga biasanya terkendala pendanaan. Rumah Cemara masih mandiri soal pendanaan," tutur Manajer Tim, Rijki Kurniawan.
Meski meraih Amsterdam Cup, sebetulnya pencapaian Indonesia tahun ini mengalami penurunan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Secara keseluruhan, mereka finis di peringkat ke-17. Padahal, dalam empat kali keikutsertaan di HWC sebelumnya, Indonesia selalu mampu menembus 10 besar.
Kendala dalam seleksi pemain dan persiapan yang mepet sempat dirasakan tim Indonesia sebelum bertanding di HWC 2015. Bahkan, beberapa jam sebelum berangkat ke Amsterdam, mereka masih direpotkan soal urusan uang saku yang belum mereka kantongi dan pinjaman dari pihak ketiga sebesar Rp 50 juta untuk seleksi pemain belum mereka lunasi. Untung saja, kekompakan dan rasa kekeluargaan di dalam tim mampu membuat mereka solid. Hal yang membuat kagum pelatih Gim-gim Sofyan, yang merasa pemain-pemainnya adalah para juara.
Indonesia sebenarnya tampil ganas di fase grup pertama. Mereka mengangkangi para pesaing di Grup D, seperti Italia, Kanada, Republik Ceko, dan Slovenia. Mereka hanya kalah tipis dari Kosta Rika 5-6.
Kegemilangan ini yang membawa tim Indonesia melaju ke fase grup kedua. Sayangnya, Jaka Arisandy dan kawan-kawan banyak menelan kekalahan di fase ini. Mereka kalah dari Afrika Selatan, Brasil, Republik Irlandia, dan Bulgaria. Indonesia hanya menang atas Norwegia lewat adu penalti. Indonesia finis di peringkat kelima di Grup A fase grup kedua.
Hasil inilah yang membuat tim Indonesia masuk ke ajang Amsterdam Cup yang diikuti tujuh tim lainnya yang finis di peringkat kelima dan keenam setiap grup pada fase grup kedua. Indonesia sukses memukul Irlandia Utara dan Argentina, sebelum bersua kembali dengan Norwegia di babak final Amsterdam Cup. Mereka sukses mengungguli negara Skandinavia itu dengan skor 6-5. Trofi Amsterdam Cup sukses diboyong ke Tanah Air.
Ke depannya, evaluasi fokus mereka lakukan. Tidak hanya bagi Rumah Cemara, melainkan juga para pihak yang terlibat dengan tim di HWC, seperti Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), serta Asosiasi Street Soccer Indonesia (ASSI).
"Nanti kami melibatkan Indra Sjafri, Bepe (Bambang Pamungkas), Gendut Dony, Rochy Putiray, dan Ricky Yacobi yang sedang memfokuskan diri untuk membantu mengembangkan street soccer di Indonesia," ujar Sekretaris Jenderal ASSI, Kamal Hasan.
Selepas acara syukuran, para pemain kembali ke daerah masing-masing. Mereka berdoa dan bersyukur atas pencapaian yang mereka raih. Tanggal 9 Oktober mereka berkumpul kembali, karena mendapat bonus liburan selama tiga hari menikmati keindahan Pulau Bali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar