sumber berita Auman Panther Ketika Perkara Penyerang dan Kiper Hantui MU : http://detik.feedsportal.com/c/33613/f/656101/s/496de23d/sc/3/l/0Lsport0Bdetik0N0Csepakbola0Cread0C20A150C0A80C310C1239350C30A0A55830C720Cauman0Epanther0Eketika0Eperkara0Epenyerang0Edan0Ekiper0Ehantui0Emu/story01.htm
Manchester - Bafetimbi Gomis menjadi penentu kemenangan Swansea City atas Manchester United yang dalam penampilannya juga memperlihatkan betapa urusan di bawah mistar gawang dan lini serang berpotensi jadi titik rentan.
MU melawat ke markas Swansea, Minggu (30/8/2015) malam WIB, dengan mengusung misi revans usai kalah dua kali di Premier League musim lalu. Awalnya misi itu tampak akan terlaksana dengan sukses berkat gol Juan Mata di awal babak kedua.
Akan tetapi, seiring dengan waktu arah pertandingan justru terlihat berjalan tak sesuai harapan lagi untuk The Red Devils. Di menit ke-61 operan kapten MU Wayne Rooney direbut di lini depan, membuat Swansea menyerang balik. Andre Ayew menjadi penuntas serangan.
Beberapa menit berselang gol lahir lagi. Kali ini Ayew bertindak sebagai pengoper, dengan Gomis berhasil membuat kiper MU Sergio Romero memungut si kulit bundar dari dalam gawangnya untuk kali kedua.
Dengan gol tersebut Gomis, yang merayakan gol dengan cara mengaum-aum bak seekor panther sebagaimana gaya khasnya, sudah berhasil mencetak sembilan gol di dalam 10 penampilan terakhirnya di Premier League.
Kalau catatan itu memperlihatkan Gomis sedemikian tajam, lain halnya dengan Rooney yang kembali dipercaya jadi ujung tombak MU. Daily Mail menyebut ia cuma 22 kali menyentuh bola di babak pertama, lebih sedikit dari seluruh rekannya, juga kembali harus melanjutkan puasa gol di Premier League untuk 10 pertandingan liga--periode yang kali terakhir ia jalani di Everton pada 2003.
Pada tengah pekan Rooney sebenarnya telah mampu menjawab kritikan kepada dirinya belakangan ini dengan trigol di play-off Liga Champions, yang juga menyudahi paceklik golnya di laga kompetitif MU sejak 4 April lalu. Tetapi ketidakmampuan menjebol gawang Swansea di pertandingan malam tadi membuat Rooney masih harus melanjutkan puasa gol di Premier League.
Performa Rooney lawan Swansea secara khusus juga kembali memunculkan kerisauan mengenai kemampuan lini depan 'Setan Merah' untuk menghadapi persaingan di kancah domestik dan Liga Champions. Apalagi ketika solusi terbaik dari Louis van Gaal pada saat Rooney mentok hanyalah memasukkan Marouane Fellaini dan berharap keberadaan fisiknya bisa menghasilkan "sesuatu" di kotak penalti lawan.
[Baca di sini: Kaset Rusak Louis van Gaal]
Selain lini depan, perkara lain yang boleh jadi lebih serius untuk dikerjakan Van Gaal adalah urusan kiper. Dengan David De Gea masih diparkir, dengan alasan tak fokus akibat minat dari Real Madrid, Sergio Romero yang kembali dipercaya berdiri di bawah mistar kali ini sudah tampil tak oke.Next
Nuhun for visit Auman Panther Ketika Perkara Penyerang dan Kiper Hantui MU
MU melawat ke markas Swansea, Minggu (30/8/2015) malam WIB, dengan mengusung misi revans usai kalah dua kali di Premier League musim lalu. Awalnya misi itu tampak akan terlaksana dengan sukses berkat gol Juan Mata di awal babak kedua.
Akan tetapi, seiring dengan waktu arah pertandingan justru terlihat berjalan tak sesuai harapan lagi untuk The Red Devils. Di menit ke-61 operan kapten MU Wayne Rooney direbut di lini depan, membuat Swansea menyerang balik. Andre Ayew menjadi penuntas serangan.
Beberapa menit berselang gol lahir lagi. Kali ini Ayew bertindak sebagai pengoper, dengan Gomis berhasil membuat kiper MU Sergio Romero memungut si kulit bundar dari dalam gawangnya untuk kali kedua.
Dengan gol tersebut Gomis, yang merayakan gol dengan cara mengaum-aum bak seekor panther sebagaimana gaya khasnya, sudah berhasil mencetak sembilan gol di dalam 10 penampilan terakhirnya di Premier League.
Kalau catatan itu memperlihatkan Gomis sedemikian tajam, lain halnya dengan Rooney yang kembali dipercaya jadi ujung tombak MU. Daily Mail menyebut ia cuma 22 kali menyentuh bola di babak pertama, lebih sedikit dari seluruh rekannya, juga kembali harus melanjutkan puasa gol di Premier League untuk 10 pertandingan liga--periode yang kali terakhir ia jalani di Everton pada 2003.
Pada tengah pekan Rooney sebenarnya telah mampu menjawab kritikan kepada dirinya belakangan ini dengan trigol di play-off Liga Champions, yang juga menyudahi paceklik golnya di laga kompetitif MU sejak 4 April lalu. Tetapi ketidakmampuan menjebol gawang Swansea di pertandingan malam tadi membuat Rooney masih harus melanjutkan puasa gol di Premier League.
Performa Rooney lawan Swansea secara khusus juga kembali memunculkan kerisauan mengenai kemampuan lini depan 'Setan Merah' untuk menghadapi persaingan di kancah domestik dan Liga Champions. Apalagi ketika solusi terbaik dari Louis van Gaal pada saat Rooney mentok hanyalah memasukkan Marouane Fellaini dan berharap keberadaan fisiknya bisa menghasilkan "sesuatu" di kotak penalti lawan.
[Baca di sini: Kaset Rusak Louis van Gaal]
Selain lini depan, perkara lain yang boleh jadi lebih serius untuk dikerjakan Van Gaal adalah urusan kiper. Dengan David De Gea masih diparkir, dengan alasan tak fokus akibat minat dari Real Madrid, Sergio Romero yang kembali dipercaya berdiri di bawah mistar kali ini sudah tampil tak oke.Next
Tidak ada komentar:
Posting Komentar